Kisah Hasan Al-Basri Mengingatkan Khalifah Umar bin Abdul Aziz
Kisah Hasan Al-Basri -Nasihat yang diberikan oleh rakyat untuk pemimpinnya ialah
sebuah bentuk peringatan. Karena walaupun bagaimanapun pun pemimpin ialah
seorang insan biasa. Bisa saja mengerjakan sebuah kekeliruan dalam memimpin
rakyatnya. Sehingga nasihat menjadi salah satu teknik yang baik guna menegur
dan mengingatkan seorang pemimpin supaya tetap berada dalam rel hukum yang
sudah disepakati bersama, tidak terpedaya dunia, melakukan adil dan tetap
menyayangi rakyatnya.
Banyak bentuk nasihat yang dikatakan rakyat untuk
pempimpinnya. Ada yang berbentuk lisan dan ada pun yang berbentuk tulisan.
Seperti nasihat yang dikatakan Hasan Basri untuk khalifah Umar bin Abdul Aziz,
salah seorang khalifah yang shaleh, adil, dan wara’ dari Bani Umayyah. Bukan
sekali atau dua kali Hasan Al Basri menasihati beliau, tapi telah berkali-kali
dengan topik nasihat yang pelbagai baik secara lisan maupun tulisan.
Suatu ketika, Hasan Basri pernah mencatat sepucuk surat guna
khalifah yang dicintainya. Di dalam surat tersebut Hasan Al Basri menyebut
tentang esensi dunia. Surat tersebut ialah sebuah peringatan untuk Umar bin
Abdul Aziz, karena dapat jadi orang sesaleh Umar bin Abdul Aziz tergelicir
gemerlapnya dunia saat memegang dominasi tertinggi.
Oleh sebab itu, Hasan Al Basri ikut terpanggil hatinya guna
mengingatkan pemimpinnya itu. Apalagi jabatan yang dipegang oleh Umar paling
tinggi, setara dengan raja yang memegang wilayah dominasi yang luas. Godaan,
ambisi, fitnah dunia, dan kemauan untuk menikmatinya dapat saja mendekat Umar
bin Abdul Aziz. Inilah surat yang ditulis itu:
Amma ba’du, Wahai amirul mukminin, bahwasannya dunia ini
ialah tempat pengembaraan, bukan lokasi tinggal guna selamanya. Nabi Adam
diturunkan ke dunia dari surge sebagai bentuk hukuman dari kekeliruan yang
pernah dilakukannya, maka berhatilah-hatilah dengan dunia.
Sesungguhnya orang yang sadar bahwa dirinya bakal meninggalkan
dunia akan tidak jarang kali mempersipakan bekalnya guna akhirat, dan orang
yang tidak jarang kali terikat dengan dunia, tidak bakal sempat beramal guna
bekalnya di akhirat. Setiap saat, tidak jarang kali ada yang menjadi korban
tipu daya dunia. Barang siapa yang tersanjung oleh dunia, bakal terhina. Barang
siapa yang cinta dunia, akan kelemahan bekal guna akhirat. Dunia ibarat racun,
siapa yang memakannya, bakal binasa.
Wahai amirul mukminin, jadilah laksana orang yang sedang
mengobati lukanya, tidak jarang kali sabar menyangga perih sesaat demi
menghindari penderitaan yang panjang. Ia tidak jarang kali rajin mengobati
lukanya supaya tidak merasakan rasa sakit yang berkepanjangan.
Berhatilah-hatilah dengan dunia yang sarat dengan tipu daya dan khayalan. Dunia
terlihat estetis tapi terhias dengan tipuan dan fitnah.
Wahai Amirul Mukminin, demi Allah dunia hanyalah mimpi,
sementara akhirat ialah nyata. Di antara keduanya ialah kematian. Banyak semua
hamba yang terlena dengan mimpinya. Jika anda selamat dari tipu daya dunia,
maka anda pun pun akan selamat dari huru-hara besar kekuasaan. Namun bila anda
tertipu, aku tidak menjamin anda akan selamat.
Ketika surat Hasan Bashri ini hingga ke tangan Umar bin
Abdul Aziz, beliau menangis tersungut-sungut sampai-sampai orang-orang yang
terdapat di sekitarnya juga merasa kasihan kepadanya. Dalam tangisannya Umar
berkata,“Semoga Allah merahmati Hasan Al Bashri, beliau terus membangkitkan
kami dari tidur nyenyak dan mengingatkan kami dari kelalaian. Sungguh beliau
ialah sosok yang sarat kasih dan paling tulus untuk kami. Beliau ialah seorang
pemberi nasihat yang paling jujur dan lancar bahasanya.”
Sumber: Islami.co
Comments
Post a Comment